Sabtu, 10 Mei 2014

Mempelajari perencanaan pengambilan keputusan

A.          Pengambilan Keputusan dan Proses Perencanaan

Penambilan keputusan adalah landasan perencanaan. Keputusan adalah katalis yang mendorong proses perencanaan. Tujuan organisasi berasal dari keputusan yang dibuat oleh berbagai manajer. Serupa dengan hal tersebut, memutuskan rencana terbaik untuk mencapai tujuan tertentu juga merefleksikan suatu keputusan untuk menadopsi satu arah tindakan sebagai pilihan dari tindakan lainya. Proses perencanaan itu sendiri dianggap paling baik sebagai aktivitas generic. Semua organisasi terlibat dalam proses perencanaan. Tetapi tidak ada dua organisasi yang benar-benar memiliki proses perencanaan yang sama. Walaupun semua organisasi menganut kerangka kerja umum masing-masing juga memiliki nuansa dan variasi tersendiri. Semua perencanaan terjadi dalam konteks lingkungan. Jika manager tidak memahami konteks tersebut, mereka tidak akan mampu mengembangkan rencana yang efektif. Oleh karena itu, pemahaman lingkungan adalah langkah pertama dalam perencanaan. Setelah itu, manager harus menetapkan misi dari organisasi atau perusahaanya. Misi tersebut mendasari tujuan, dasar pikiran, dan arah organisasi. Untuk dapat melaksanakan misi tersebut, disusumlah tujuan dan rencana. Tujuan dan misi tersebut akan menentukan rencana strategis. Tujuan dan rencana strategis adalah input utama dalam mengembangkan rencana taktis. Tujuan taktis dan rencana strategis ikut membentuk rencana taktis. Pada akhirnya, rencana taktis berkombinasi dengan tujuan taktis untuk membentuk tujuan operasional. Terakhir, tujuan dan rencana di setiap tingkat juga dapat digunakan untuk aktivitas di semua tingkat di masa mendatang

B.           Tujuan
 Tujuan sangat penting untuk efektivitas organisasi dan memiliki sejumlah maksud. Organisasi dapat memiliki berbagai tujuan yang berbeda dan semunya harus dikelola dengan tepat. Dan beberapa jenis maanajer harus terlibat dalam menetapkan tujuan.
o        Maksud dari Tujuan
Tujuan memiliki empat maksud utama. Pertama tujuan memberikan petunjuk dan ketentuan arah untuk orang-orang dalam organisasi. Tujuan dapat membantu dalam memahami arah yang akan ditempuh. Yang kedua, praktik penetapan tujuan sangat mempengaruhi aspek lain dari perencanaan. Penetapan tujuan yang efektif menghasilkan perencanaan yang baik, dan perencanaan yang baik membantu menentukan tujuan di masa depan. Ketiga tujuan dapat berperan sebagai motivasi bagi karyawan organisasi. Tujan yang spesifik dan sulit dapat memottivasi orang untuk bekerja lebih keras, terutama bila pencapaian tujuan dapat menghasilkan penghargaan. Terakhir, tujuan memberikan suatu mekanisme yang efektif untuk evaluaisi dan pengendalian. Ini berarti bahwa kinerja dapat diukur di masa mendatang dalam hl seberapa suksesnya tujuan saat ini dicapai.
o        Jenis Tujuan
Organisasi memililiki berbagaio jenis tujuan. Secra umum, tujuan-tujuan tersebut bervariasi menurut tingkat, bidang, dan kerangka waktu.
Tingkat   tujuan dirancang untuk dan oleh berbagai tingkat dalam suatu organisasi. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, empat tingkat dasar tujuan dalam misi dan strategi, tujuan taktis, dan tujuan operasional, suatu misi organisasi adalah suatu pernyataan mengenai “maksud organoisasi yang unik dan fundamental, yang membedakan satu perusahaan dalam hal produk dan pasar.”sebagai contoh, CEO Monsanto berusaha untuk membentuk ulang misi perubahan dengan mengubahnya menjadi apa yang ia sebut sebagai perusahaan “ilmu hayat”. Tujuan strategis adalah tujuan yang dirancang oleh dan untuk manjemen di puncak organisasi. Artinya, tujaun strategis disusun langsung oleh kalangan tertinggi di organisasi tersebut. Tujuan tersebut berfokus pada persoalan yang luas dan umum. Tujuan taktis dirancang oleh dan untuk manajer menengah. Fokusnya adlah bagaiman untuk mengoperasionalisasikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan operasiaonal dirancang oleh dan untuk manajer di tingkat yang lebih rendah. Perhatianya adalah mengenai persoalan jangka pendek yang dihubungkan dengan tujuan taktis.
Bidang Organisasi juga menetapkan tujuan untuk berbagai bidang yang berbeda. Hawlett-Packard secara rutin menetapkan tujuan produksi untuk kualitas, produktivitas dan sebagainya. Dengan memusatkan aktivitas pada bidang-bidang penting ini, H-P telah berhasil mempertahankan daya saingnya terhadap organisai di seluruh dunia.
Kerangka waktu  organisasi juga menetapkan tuuan berdasarkan kerangka waktu yang berbeda. Yang pertama adalah tujuan jangka panjang, yang ekedua adalah tujaun jangka menengah dan tujuan jangka pendek. Beberapa tujuan memiliki kerangka tujuan yang eksplisit (misalnya membuka 150 restoran baru selam sepuluh tahun ke depan). Dan lainya memiliki horizon waktu yang terbuka (misalkan mempertahankan pertumbuhan tahunan sebesar 10 %).
o        Tanggung Jawab untuk Menetapkan Tujuan
Normalnya, setiap manajer terlibat dalam penetapan tujuan, akan tetapi, setiap manajer pada umumnya bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan yang berhubungan dengan tingkatanya dalam organisasi. missi dan tujuan strategis ditentukan oleh dewan direksi dan manajer puncak. Manajer puncak dan menengah kemudian bekerja sama dalam menetapkan tujuan taktis. Akhirnya, manajer menengah dan manajer bawah bersama-sama baertanggung jawab atas tujuan oeprasional.


o        Mengelola Tujuan Berganda
Oraganisasi menetapkan tujuan yang berbeda dan kadang-kadang mengalami konflik atau kontradiksi antara tujaun yang stu dengan tujuan yang lainya. Untuk mengatasi masalah semacam itu, manajer harus memahami konsep optimalisasi. Optimalisasi adalah menyeimbangkan dan merekonsiliasi kemungkinan konflik diantara tujuan. Karena tujuan yang satu kemungkinan bertentangan dengan tujuan yang lainya. Manajer harus mencari ketidakkonsistenan dan memutuskan apakah mengejar satu tujuan hingga mengecualikan yang lain atau untuk menemukan suatu target menengah di antara kedua tujuan yang berlawanan tersebut.

C.          Perencanaan Organisasi
Dengan adanya hubungan yang jelas antara tujuan organisasi dengan rencana, kami sekarang memelingkan perhatian pada berbagai konsep dan persoalan yang dihubungkan dengan merencanakan itu sendiri. Secara khusus, bagian tersebut mengidentifikasi jenis rencana, kerangka waktu untuk perencanaan, siapa yang bertanggung jawab atas perencanaan, dan perencanaan kontijensi.
o        Jenis Rencana Organisasi
Organisasi memiliki berbagai jenis rencana. Pada tingkatan umum, jenis-jenis rencana ni termasuk rencana strategis, taktik, dan operasional.
Rencana strategis adalah rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Rencana-rencana tsb dirancang oleh dewan direksidan manajemen puncak, memilki jangka waktu yang panjang dan menjawab pertanyaan mengenai lingkup, penggunaan sumber daya, keunggulan kompetitif dan sinergi.
Rencana taktis adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana taktis pada umumnya melibatkan tingkat manajemen atas dan menengah dan memiliki jangka waktu yang lebih singkat disbanding rencana strategis serta focus lebih spesifik dan nyata. Rencana ini lebih memperhatikan penyelesaian tugas yang nyata, bukan sekedar memutuskan apa yang harus dilakukan.
Rencana operasianal adalah rencana yang menitikberatkan pada pelaksanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan bawah, jangka waktu pendek dan lingkup yang lebih sempit.
o        Kerangka Waktu Perencanaan

Rencana jangka panjang, suatu rencana yang meliputi banyak tahun, bahkan bisa beberapa decade. Rentang waktu untuk perencanaan jangka panjang bervariasi untuk setiap organisasi. manajer dari organisasi yang berada dalam lingkungan yang kompleks dan berubah cepat menghadapi suatu dilema khusus. Organisasi tersebut mungkin memerlukan horizon waktu yang lebih panjang disbanding organisasi di lingkungan yang kurang dinamis, namun kompleksitas dari lingkunganya membuat rencana jangka panjang menjadi sulit. Oleh karena itu manajer di perusahaan tersebut menegambangkan rancana jnagka panjang, akan tetapi juga harus konstan memonitor lingkungan mereka untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan.
Rencaan jangka menengah adalah rencana yang dirancang untuk kurun waktu yang lebih singkat dan lebih mudah berubah dari pada jangka panjang. Biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini. Oleh karena itu, rencaan tersebut secara umum parallel dengan rencana taktis.
Rencana jangka pendek adalah adalah rencana yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Sanagt mempengaruhi aktivitas sehari-hari manajer. Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Yaitu rencana tindakan yang merealisasikan semua jenis rencana dan rencana reaksi adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi terhadap situasi yang tidak terduga.

o        Tanggun Jawab untuk Perencanaan
                        Dalam pembahasan sebelumnya, teleah dijelaskan siapa saja yang bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, dari mulai jajaran direksi samapai manajer tingkat bawah, dalam sub bab kali ini, akan lebih diperluas lagi persepektifnya. Berbagai bagian yang berbeda  dalam organisasi berpartisipasi dalam dalam keseu;uruhan proses perencanaan.

Staf Perencanaan, beberapa organissi besar mengembangkan staf perencanaan yang professional. Organisasi menggunakan staf perncanaan untuk berbagai alasan. Staf perencanaan dapat mengurangi beban kerja manajer individual, membantu mengkoordinasi aktivitas perencanaan manajer individual, membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda untuk menyelesaikan masalah tertentu.
Satuan Tugas Perencanaan, adalah bagian yang membantu mengembangkan rencana. Biasanya terdiri dari manajer lini dengan suatu minat khusus dalam bidang perencanaan yang relevan.
Dewan Direksi, diantara tanggung jawab lainya, dewan direksi bertugas menetapkan misi dan strategi perusahaan
CEO (chief executife officer), adlah ketua dari dewan direksi, CEO adala h individu tunggal yang paling penting dalam setiap proses perencanaan organisasi
Komite Eksekutif, terdiri dari eksekutif puncak dalam organisasi yang bekerja sama sebagai suatu kelompok
Manajemen Lini, komponen terakhir dari setiap perencanaan organisasi.  mereke merupakan sumber informasi yang berharga dari dalam organisais untuk manajer lain, jika rencana diimplementasikan dan diformulasikan.
o        Perencanaan Kontijensi
                        Adalah penentuan serangkaian tindakan alternative yang akan diambil jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga terganggu atau tidak sesuai lagi. Banayk bank dan rumah sakit misalnya, mempersiapkan staff tambahan, beberapa organisasi menyiapkan system computer cadangan. Dalam hubunganya dengan rencana organisasi lain, system kontijensi memainkan peran dalam emapt titik tindakan. 1, manajemen mengembangkan rencana dasar organisasi. 2, rencana yang dipilih manajemen dilaksanakan. 3, perusahaan merinci indicator-indikator atau tanda-tanda tertentu yang mengisyaratkan bahwa suatu peristiwa kontijensi akan terjadi. Jika suatu kondisi memaksa, maka kontijensi diimplementasikan, namun jika tidak, rencana tindakan awal dilanjutkan dengan paksaan. 4, menandai keberhasilan penyelesaian baik rencana asli maupun kontijensi.

D.          Perencanaan Taktis
            Dikembangkan untuk mengimplementasikan perencanaan yang lebih spesifik dari suatu rencana strategis. Dirancang untuk melaksanakan rencana strategis.

o        Mengembangkan Rencana Taktis
                        Walau perencanaan taktis yang efektif tergantung pda banyak factor yang berbeda dalam setiap situasi, kita dapat mengidentifikasi beberapa petunjuk dasar. Pertama, manajer perlumengetahui bahwa perencanaan taktis harus memenuhi sejumlah tujuan taktis yang berasal dari tujuan strategis yang lebih luas. Sebuah rencana tertentu mungkin memerlukan rencana taktis tersendiri, namun sebagian besar rencana taktis berasal dari rencana strategis dan harus konsisten dengan rencana strategis. Kedua, walaupun strategi seringkali dinyatakan dalam istilah umum, taktik harus merinci sumber daya dan kerangka waktu. Suatu rencana harus merici secara tepat aktivatas apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Terakhir, rencana taktis memerlukan penggunaan sumber daya manusia. Manajer yang terlibat dalam perencanaan taktis menghabiskan banyak waktu bekerja dengan orang lain. Mereka harus berada pada suatu posisi untuk menerima informasi dari orang lain di dalam dan di luar organisas, memproses informasi tersebut seefektif mungkin dan dan menyebarkanya pada orang lain yang mungkin akan menggunakanya.
o        Melaksanakan Rencana Taktis
                        Sebaik apapun perencanaan taktis yang dibuat, keberhasilanya tetap tergantung pada pelaksanaanya. Adapun pelaksanaan baik tergantung pada beberapa factor penting sebagai berikut. Pertama, manajer perlu mengevaluasi setiap kemungkinan rangkaian tindakan dalam menuju tujuan yang ingin dicapai. Kemudian, dia perlu memastikan bahwa setiap pengambil keputusan memiliki informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Komunikasi vertical dan horizontal dan integrasi dari berbagai aktivitas juga harus ada untuk meminimalkan konflik dan aktivitas yang tidak konsisten. Dan terakhir, manajer harus memonitor aktivitas-aktivitas yang berkelanjutan yang dihasilkan dari rencana untuk memastikan bahwa aktivitas tersebut mencapai hasil yang diinginkan.
E.          Perencanaan Operasional
                        Rencana operasional berasal dari rencana taktis yang ditujukan untuk mencapai tujuan operasional. Oleh karena itu, rencana operasional berfokus sempit, memiliki horizon waktu yang relative singkat, dan melibatkan manajer tingkat bawah.

o       Rencana Sekali Pakai
                        Dikembangkan untuk emlaksanakan tindakan yang mungkin tidak akan diulang di masa mendatang. Dua bentuk rencana yang paling umum adalah program dan proyek.

Program adalah rencana sekali pakai untuk aktivitas yang besar. Program ini mungkin teridiri dari serangkaian prosedur untuk memperkenalkan produk baru, membuka suatu fasilitas baru, atau mengubah misi organisasi.
Proyek serupa dengan program namun pada umumnya lingkup dan kompleksitasnya lebih sempit. Suatu proyek mungkin merupakan suatu bagian dari program yang lebh luas, atau mungkin merupakan suatu rencana sekali pakai yang berdiri sendiri.

o        Rencana Tetap
                        Dikembangkan untuk aktivitas yang muncul berulang kali selama periode waktu tertentu. Rencana tetap dapat meningkatkan efesiensi secara signifikan dengan merutinkan pengambilan keputusan. Prosedur operasi standar, kebijakan dan peraturan adalah tiga jenis rencana tetap.
Kebijakan adalah respon umum organisasi terhasap suatu masalah atau situasi tertentu. Merupakan bentuk paling umum dari rencana tetap.
Prosedur Operasi Standar merupakan bagian yang lebih spesifik dari kebijakan karena prosedur ini menggaris bawahi langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu.
Peraturan, adalah bagian yang paling sempit dari rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas-aktivitas tertentu dilaksanakan. Bukanya memandu pengambilan keputusan, aturan dan peraturan pada umumnya mengambil alih pengambilan keputusan dalam berbagai situasi.  Aturan, peraturan dan  SOP serupa dalam banyak hal. Semuanya memiliki lingkup yang sempit dan masing-masing dapat berfungsi sebagai pengganti pengambilan keputusan.

F.           Mengelola Penetapan Tujuan dan Perencanaan

            Tampak jelas bahwa elemen daripenetapan tujuan dan perencanaan yang dibahas sampai saat ini menyangkut pengelolaan proses tersebut dalam satu atau berbagai cara lainya. Namun disamping itu, Karena hambatan besar kadang-kadang merintangi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif. Mengetahuai bagaimana mengatasi hambatan tersebut sangatlah penting.

o        Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan

Tujuan yang tidak tepat, mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar pada pemegang saham mungkin tidak tepat jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan. Tujuan mungkin tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Tujuan juga tidak tepat jika tujuanitu menempatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kualitatif dan keberhasilan.

Sistem penghargaan yang tidak tepat. Dalam beberapa lingkungan, system penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan. Sebagai contoh, orang mungkin dengan kurang hati-hati dihargai untuk perilaku penetapan tujuan yang buruk atau tidak dihargai untuk perilaku penetapan tujuan yang tepat.

Lingkungan yang dinamis dan kompleks, sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hamabatan bagi penetapan tujuan dan perencanan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi dan persaingan yang tepat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat kesempaatn dan ancaman di masa mendatang.

Keengganan untuk menetapkan tujuan. Hambatan lain yang terhadap perencanaan yang efektif adalah keengganan beberapa manajer untuk menciptakan tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini adalah mungkin kurangnya percaya diri atau takut akan kegagalan.

Penolakan terhadap perubahan. Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi

Keterbatasan. Keterbatasan yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain. Keterbatasan yang umum dihadapi oleh organisasi meliputi kurangnya sumber daya, larangan pemerintah, dan persaingan yang ketat.


o        Mengatasi Hambatan
                        Untungnya, terdapat beberapa petunjuk untuk membuat penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif. Diantara lainya adalah sebagai berikut.
Pemahan maksud tujuan dan rencana, salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan itujuan dan proses perencanaan adalah dengan mengenali maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.
Komunikasi dan partisipasi. Meskipun dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yanga lain dalam organisasi. setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya mengetahui lanadasan apa yang mendasari strategi organisasi,a pa yang dimaksud dengan strategi fungsional dan bagaimana strategi tersebut diintegrsikan dan dikoordinasi.
Konsistensi, revisi, dan pembaruan. Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun vertical. Konsistensi horizontal bararti bahwa tujuan seharusnya konsisten di seluruh organisasi, dari satu depaertemen ke departemen lainya. konsistensi vertical berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas sampai ke bawah organisasi dan strategis, taktis dan operasional harus selaras.
Sistem penghargaan yang efektif. Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan  yanag layak karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan biasanya berasal dari factor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.

MENGELOLA STRATEGI DAN PERENCANAAN STRATEGIS

A.  Hakikat Manajemen Strategis

Strategi (strategy) adalah rencana yang komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan manajemen strategis (strategic manajement) adalah proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif yang merupakan sebuah cara untuk menanggapi peluang dan tantangan bisnis. Terakhir, strategi yang efektif (effective strategies) adalah strategi yang mendorong terciptanya suatu keselarasan yang sempurna antara organisasi dan lingkungannya dan antara organisasi dengan percapaian dari tujuan strategisnya.

Komponen strategi
Secara umum meliputi tiga bidang, yaitu:
-    kompetensi unggulan (distinctive competence), yaitu kekuatan organisasi yang hanya dimiliki oleh sejumlah kecil perusahaan yang bersaing.
-    ruang lingkup (scope), yaitu ruang lingkup dari strategi yang merinci rentang pasar dimana suatu oraganisasi akan bersaing
-    alokasi sumber daya (resource deployment), yaitu bagaimana suatu organisasi akan mendistribusikan sumberdayanya diantara bidang-bidang yang menjadi lahan persaingan.

Jenis alternatif strategi
Dibagi menjadi dua tingkat, yaitu:
-    strategi tingkat bisnis (business-level strategy), yaitu serangkaian strategi alternatif yang dipilih organisasi pada saat ia berbisnis dalam industri atau pasar tertentu.
- strategi tingkat korporasi (corporate-level strategy), yaitu serangkaian alternatif strategi yang dipilih organisasi pada saat ia mengelola operasinya secara simultan di beberapa industri atau pasar.

B.  Formulasi dan implementasi strategi
Perlu ditarik suatu garis pemisah antara formulasi strategi dan imlplementasi strategi. Formulasi strategi (strategy formulation) adalah serangkaian proses yang terlibat dalam penciptaan atau penentuan strategi organisasi (berfokus pada isi strategi). Sementara implementasi strategi (strat-implementation) adalah metode yang digunakan untuk merealisasikan atau melaksanakan strategi dalam organisasi (berfokus pada proses pencapaian strategi).
Kedua proses diatas merupakan proses yang rasional, sistematis, dan direncanakan yang seringkali disebut sebagai strategi terencana (deliberate strategi) yang berarti suatu rencana yang dipilih dan diimplementasikan untuk mendukung tujuan tertentu. Namun dilain waktu, organisasi menggunakan suatu strategi emergensi (emergent strategy) yang berarti suatu pola tindakan yang berkembang sepanjang waktudalam suatu organisasi akibat ketiadaan misi dan tujuan atau terlepas dari misi dan tujuan.


C.  Menggunakan Analisis SWOT Untuk Memformulasikan Strategi

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan dan kelemahan internal suatu organisasi yang dilakukan secara hati-hati dan juga evaluasi atas peluang dan ancaman dari lingkungan. Strategi terbaik dalam analisis SWOT untuk mencapai tujuan adalah dengan (1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu organisasi, dan pada saat yang sama (2) menetralisasikan ancamannya dan (3) menghindari (atau memperbaiki) kelemahannya.

1. Mengevaluasi kekuatan organisasi
Kekuatan organisasi (organizational strengths) adalah keahlian atau kemampuan yang menyebabkan suatu organisasi mampu menyusun dan mengimplementasikan strateginya. Kekuatan organisasi umum (common strength) adalah kemampuan organisasional yang dimiliki oleh sejumlah perusahaan yang bersaing. Kompetensi unggulan adalah suatu kekuatan yang dimiliki oleh hanya sejumlah kecil perusahaan yang saling bersaing.
Peniruan kompetensi unggulan, terdapat dua teknis. Peniruan strategi (strategic imitation), adalah praktik duplikasi kompetensi unggulan perusahaan lain dan oleh karena itu membutuhkan pengimplementasian strategi yang berharga. Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustained competitive advantage), adalah suatu keunggulan kompetitif yang tetap ada setelah semua usaha peniruan strategi telah berhenti

2. Mengevaluasi kelemahan organisasi
Kelemahan organisasi (organizational weakness) adalah kekurangan atau kegagalan yang membuat organisasi tidak dapat memilih dan mengimplementasikan strategi yang mendukung misinya. Pada intinya ada dua cara mengatasi kelemahan. Pertama, organisasi mungkin perlu melakukan investasi untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi yang mendukung misinya. Kedua, organisasi mungkin perlu untuk memodifikasi misinya sehingga misi organisasi tersebut dapat tercapai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki organisasi.
Organisasi yang gagal baik untuk mengakui atau mengatasi kelemahan mereka lebih mungkin untuk mengalami competitive disadvantage. Yaitu suatu situasi dimana organisasi tidak mengimplementasikan strategi yang bagus yang diimplementasikan oleh organisasi pesaing.

3. Mengevaluasi suatu kesempatan dan ancaman organisasi
Peluang organisasi (organizational opportunities) adalah bidang dalam lingkungan yang apabila dieksploitasi akan mungkin menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Sedangkan ancaman organisasi (organizational threats) adalah bidang dalam lingkunganyang berpotensi untuk meningkatkan kesulitan organisasi dalam berkinerja pada tingkat yang lebih tinggi.


D.  Memformulasikan Strategi Tingkat Bisnis

Tiga skema klasifikasi yang penting adalah strategi generic Porter, tipologi Miles dan Snow, dan strategi berdasarkan siklus hidup produk.

1. Strategi generic Porter
Terdapat 3 strategi:
- strategi diferensiasi (differentiation strategy), strategi di mana organisasi berusaha untuk membedakan dirinya sendiri dari kompetensinya melalui kualitas produk atau jasanya.
- strategi kepemimpinan biaya keseluruhan (overall cost leadership strategy), strategi di mana organisasi berusaha untuk memperoleh keunggulan kompetitif dengan cara menekan biaya dibawah biaya kompetitornya.
- strategi fokus (focus strategy), strategi di mana organisasi berkonsentrasi pada pasar regional tertentu, jalur produk tertentu, atau kelompok pembeli tertentu.

2. Tipologi Miles dan Snow
Strategi tingkat bisnis pada umumnya berada dalam satu dari empat kategori:
- strategi penggagas (prospector strategy), strategi di mana perusahaan secara konstan mencari pasar dan peluang baru berorientasi terhadap pertumbuhan dan pengambilan risiko.
- strategi bertahan (defender strategy), strategi di mana perusahaan berkonsentrasi pada upaya untuk melindungi pasarnya saat ini, mempertahankan pertumbuhan yang stabil, dan melayani konsumen yang telah ada.
- strategi penganalisis (analyzer strategy), strategi di mana perusahaan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya disaat ini dan menciptakan kesempatan pasar baru.
- strategi pereaksi (reactor strategy), strategi di mana perusahaan tidak memiliki pendekatan strategi yang konsisten.

3. Strategi berdasarkan siklus hidup produk
Siklus hidup produk (produk life cycle) adalah model yang menunjukkan bagaimana volume penjuaandapat berubah selama hidup suatu produk. Terdapat 4 tahapan siklus, antara lain:
-    tahap perkenalan (introduction stage), permintaan mungkin sangat tinggi dan terkadang melebihi kemampuan perusahaan untuk memasok produk.
-    tahap pertumbuhan (growth stage), lebih banyak perusahaan yang mulai memproduksi produk tersebut, dan penjualan terus tumbuh.
-    tahap kematangan (mature stage), keseluruhan permintaan untuk suatu produk mulai menurun dan jumlah perusahaan baru yang memproduksi produk tersebut mulai menurun.
-    tahap penurunan (decline stage), permintaan untuk produk atau teknologi menurun, jumlah organisasi yang memproduksi produk tersebut merosot, dan total penjualannya merosot.
E.  Mengimplementasikan Strategi Tingkat Bisnis

Setelah strategi bisnis diformulasikan, maka strategi-strategi tersebut kemudian harus diimplementasikan. Untuk mengimplementasikan strategi bisnis secara efektif, manajer harus mengintegrasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai fungsi berbeda. Manajer harus memahami konsep dasar yang melekat dalam penjualan dan pemasaran, akuntansi dan keuangan, serta budaya organisasi. Setiap fungsi atau karakteristik memainkan suatu peran yang penting dalam mengimplementasikan setiap strategi tingkat bisnis.


F.   Memformulasikan Strategi Tingkat Korporasi

Setiap bisnis atau rangkaian bisnis dalam suatu organisasi sering kali disebut sebagai suatu unit bisnis strategis (strategic business unit atau SBU). Keputusan mengenai bisnis mana, industri mana, dan pasar mana yang akan dimasuki oleh suatu organisasi, dan bagaimana mengelola bisnis yang berbeda tersebut, didasarkan pada strategi korporasi suatu organisasi. Persoalan strategi yang paling penting pada tingkat korporasi melibatkan sejauh mana diversifikasi organisasi dan sifat diversifikasi organisasi. Diversifikasi (diversification) mendiskripsikan jumlah bisnis yang berbeda di mana organisasi terlibat dan sejauh mana bisnis-bisnis tersebut berhubungan satu sama lain. Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi yang berbeda:
-    strategi produk tunggal (single product strategy), strategi di mana organisasi hanya membuat satu jenis produk atau jasa dan menjualnya dalam pasar geografis tunggal.
-    diversifikasi yang berhubungan (related diversification), strategi di mana organisasi beroperasi dalam beberapa bisnis, industi atau pasar yang berbeda yang saling terkait dalam beberapa hal.
-    diversifikasi yang tidak berhubungan (unrelated diversification), strategi di mana organisasi mengoperasikan bisnis berganda yang secara logika tidak saling berhubungan satu sama lain.

G.   Mengimplementasikan Strategi Tingkat Korporasi

Menjadi suatu perusahaan yang terdiversifikasi
Keberhasilan dalam strategi bisnis tertentu kemudian menciptakan sumber daya dan kekuatan yang dapat digunakan oleh suatu organisasi dalam bisnis yang berhubungan. Pada beberapa perusahaan berdiversifikasi melakukan beberapa cara, antara lain:
-    Perkembangan internal dari produk baru.
-    Penggantian para pemasok dan konsumen. Ada 2 tahapan: (1) integrasi vertikal mundur yang berarti organisasi memulai aktivitas bisnis yang sebelumnya dilaksanakan oleh pemasoknya; dan (2) integrasi vertikal maju yang berarti organisasi berhenti menjual kepada satu konsumen dan malahan menjual kepada konsumen dari konsumennya tersebut.
-    Merger dan akuisisi. Merger adalah pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain yang memiliki ukuran yang kira-kira sama. Sedangkan akuisisi adalah pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain yang lebih besar.

Mengelola diversifikasi
Dua alat utama untuk mengelola diversifikasi adalah (1) struktur organisasi dan (2) teknik manajemen portofolio. Teknik manajemen portofolio adalah metode yang digunakan oleh organisasi yang berdiversifikasi untuk membuat keputusan mengenai bisnis apa yang akan dimasuki dan bagaimana mengelola bisnis berganda tersebut untuk memaksimalkan kinerja korporasi. Dua teknik manajemen portofolio adalah matriks BCG dan layar bisnis GE.
-    Matriks BCG (singkatan dari Boston Consulting Group) (BCG Matrix) adalah metode dalam mengevaluasi bisnis relatif terhadap tingkat pertumbuhan dari pasar bisnis dan pangsa organisasi dalam pasar.
-    Layar bisnis GE (General Electric) (GE Business Screen) adalah metode untuk mengevaluasi bisnis dalam dua dimensi: (1) daya tarik industri dan (2) posisi persaingan; secara umum, semakin menarik suatu industri dan semakin kompetitif posisinya, semakin banyak organisasi harus berinvestasi dalam suatu bisnis.



Penetapan tujuan dan pengembalian keputusan

§  SIFAT DARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Definisi Pengambilan Keputusan
                Suatu tindakan memilih suatu alternative dari serangkaian alternative. Salah satu langkah dalam proses tersebut, misalnya adalah orang yang membuat keputusan harus menyadari bahwa suatu keputusan memang diperlukan dan suatu keputusan mengidentifikasikan serangkaian alternative yang memungkinkan sebelum akhirnya memilih salah satu. Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan termasuk didalamnya mengenali dan mengidentifikasikan sifat dari situasi keputusan,mengidentifikasi alternative, memilih alternative terbaik dan menerapkannya.
Jenis Keputusan
                Keputusan terdari dua kategori yaitu terperogram dengan tidak terperogram.
-          Keputusan Terperogram (Programmed decision) adalah sesuatu yang terstruktur atau muncul dalam frekuensi tertentu atau keduanya.
-          Keputusan tidak terperogram (nonprogrammed decision), di lain pihak, secara relative tidak terstruktur dan lebih jarang muncul.
Sebagian besar keputusan penting yang dibuat dalam organisasi bersifat tidak terprogram. Misalnya sejumlah keputusan yang dibuat oleh pelatih tim nasional sepakbola amerika serikat dan costa rica. Yang ditunjukkan di sini pada suatu pertandingan Gold Cup 2000. Sebelum pertandingan turnamen di mulai, setiap pelatih harus memutuskan siapa yang akan berada di tim. Dalam persiapan pertandingan atau turnamen, pelatih harus memutuskan bagaimana pelatihan akan dilakukan. Ketika pertandingan semakin dekat, pelatih harus memutuskan siapa yang akan bermain. Dan setelah pertandingan dimulai pelatih harus menentukan bagaimana penggantian yang akan dilakukan dan strategi apa yang akan dimainkan. Sementara mungkin terdapat kebijakan konvensional untuk membimbing sejumblah keputusan tersebut, sebagian besar pelatih akan menggunakan intuisi dan pertimbangan mereka
Kondisi pengambilan keputusan
                Sebagian besar keputusan utama dalam organisasi di masa sekarang di buat dalam suatu situasi ketidakpastian. Manajer yang membuat keputusan dalam situasi ini harus yakin untuk belajar membuat keputusan dalam situasi ini harus yakin untuk belajar sebanyak mungkin mengenai kemungkinan situasi dan melakukan pendekatan kepada keputusan dari perspektif logis dan rasional.


    


·         Pengambilan keputusan dalam kondisi yang pasti
Ketika pengambil keputusan tahu dengan kepastian yang beralasan alternative apa yang ada dan kondisi apa yang terkait dengan sikap alternative, maka suatu kondisi yang pasti (state of certainty) akan muncul
Hanya sedikit keputusan organisasi yang dibuat dalam kondisi yang benar-benar pasti. Kompleksitas dan pergolakan dari dunia bisnis kontemporer aka membuat situasi semacam ini jarang terjadi.
·         Pengambilan keputusan dalam kondisi yang penuh resiko
Kondisi di mana ketersediaan dari setiap alternative serta potensi hasil dan biayanya semua dihubungkan dengan estimasi kemungkinan

·         Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian
Suatu kondisi dimana pengambil keputusan tidak mengetahui semua alternative, resiko yang terkait dengan setiap alternative, atau kemungkinan konsekuensi dari setiap alternative.
Untuk membuat eputusan yang efektif dalam situasi ini, manajer harus memperoleh sebanyak mungkin informasi yang relevan dan mendekati situasi dengan menggunakan suatu perspektif logis dan rasional.

Implikasi Manajemen : manajer seharusnya ingat bahwa pengambil keputusan adalah fondasi
Dari banyak pekerjaan mereka. Adalah juga penting untuk memahami perbedaan Antara keputusan terperogram dan tidak terperogram dan kondisi yang berbeda kepastian, resiko, dan ketidakpastian yang ada di sekitar situasi pengambilan keputusan

§  PERSPEKTIF RASIONAL PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model pengambilan keputusan klasik
                Pendekatan yang memberikan petunjuk yang memberikan petunjuk dalam pengambilan keputusan yang mengatakan kepada manajer bagaimana mereka seharusnyamembuat keputusan model ini bergantung pada asumsi bahwa manajer adalah logis dan rasional dan bahwa mereka membuat keputusan yang merupakan kepentingan terbaik bagi organisasi.






Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan secara rasional

langkah
detil
Contoh
1.       Mengenali dan mendefinisikan situasi keputusan.
Beberapa stimulus mengindikasikan bahwakeputusan harus dibuat. Stimulusmungkin positif atau negatif
Seorang manajer pabrik melihat bahwa perputaran karyawan telah meningkat hingga 5%
2.       Mengidentifikasikan alternatif
Alternative yang jelas maupun kreatif diperlukan. Secara umum, semakin penting keputusan, semakin banyak alternative yang seharusnya dihasilkan
Manajer pabrik dapat meningkatkan upah meningkatkan tunjangan, atau mengubah standar penerimaan tenaga kerja.
3.       Mengevaluasi alternatif
Setiap alternative dievaluasi untuk menentukan fisibilitas, kepuasan dan konsekuensinya.
Meningkatkan tunjangan mungkin tidak memungkinkan. Meningkatkan upah dan mengubah standar penerimaan tenaga kerja mungkin memuaskan semua kondisi
4.       Memilih alternative terbaik
Pertimbangkan semua factor situasional, dan pilihan alternative yang paling sesuai dengan situasi manajer
Mengubah standar penerimaan tenaga kerja akan memerlukan suatu periode waktu yang panjang untuk mengurangi perputaran, jadi tingkatan upah
5.       Mengimplementasikan alternative yang terpilih
Alternative yang terpilih diimplementasikan ke dalam system organisasional
Manajer pabrik memerlukan ijin dari kantor pusat perusahaan. Departemen sumber daya manusia membentuk struktur upah yang baru
6.       Mengikuti dan mengevaluasi hasil
Pada suatu waktu di masa mendatang, manajer seharusnya memastikan sejauh mana alternative yang dipilih dalam langkah 4 dan diimplementasikan dalam langkah 5 dapat dijalankan
Manajer pabrik mencatat bahwa enam bulan kemudian, perputaran turun dari tingkat terdahulunya